Nama : Anis Wijayanti
NIM : A.101.16.006
Reagen
Campuran dan Reagen Stoikiometri Pada Laboratorium Kimia, Patologi Klinik, dan
Mikrobiologi
Reagen Merupakan
zat yang digunakan dalam suatu reaksi kimia sebagai larutan pereaksi dan
menyelenggarakan terjadinya reaksi kimia.(Basri,Sarjoni.2005.Kamus Kimia.Jakarta
:Rineka Cipta)
Reagen Merupakan
zat yang digunakan dalam suatu reaksi kimia sebagai larutan pereaksi dan
menyelenggarakan terjadinya reaksi kimia.(Basri,Sarjoni.2005.Kamus Kimia.Jakarta
:Rineka Cipta)
Reagen
cmpuran merupaka reagen yang memiliki 2 solution atau lebih yang diadikan satu
dan memiliki satu fungsi kesatuan.
Reagen
Campuran pada Laboratorium Kimia
1. Benedict
(pereaksi kualitatif untuk uji
glukosa)
A. Na-sitrat 86,5 mg
Na2CO3 50 g
Aquasedt 400 mL
Larutkangaram-garam tersebit denga batua air (batu
dega pemanasan); sarig jika perlu, dan encerkan degan Aquasedt sampai volume
larutan 425 mL
B. CuSO4.5H2O 8,65 mg
Aquasedt 50 mL
Campurkan
dulu garam ini kedalam Aquasedt sampai seluruhnya melarut.
Tuangkan larutan B kedalam larutan A sambil diaduk
konstan; kemudia encerkan campuran dengan Aquadest sampai volume campuran
menjadi 500 mL
2. Bial
(pereaksi untuk uji petosa)
A. Orcinol,
CH3C6H3(OH)2 0,5 gram
B. HCl
pekat 210
mL
Aquasedt 40 mL
C. FeCl3
10 % 15 tetes
Teteskan FeCl3
10 % kedalam larutan B, baru kemudian masukka A sambil diaduk.
3. Bettendoff
(pereaksi untuk uji pentosa)
A. SnCl2.2H2O 113 gram
B. HCl
pekat 75 mL
C. Pita
Sn
Larutkan
dahulu A kedalam B, lalu tambahkan beberapa potong Lodam Sn.
Reagen
Campuran pada Laboratorium Patologi Klinik
1. Folin
(campura utuk menentuka Asam urat)
A. (NH4)2SO4 250 gram
Aquadest 325 mL
B. Asam
asetat glasial 3 gram
C. Uranium
asetat 2,5 gram
Larutkan dahulu
garam (NH4)2SO4 kedalam aqudest di dalam gelas
kimia 600 mL; tuagka B kedalam larutan ii sambil diaduk; dan kemudian tambahkan
Uranium-asetat, aduk agar melarut; encerkan dengan aquadest dampai volume
larutan menjadi 500 mL
2. Gunzburg
(pereeaksi utuk mengetahui adanya HCL sisalam
getah perut)
A. Floroglucinol 4 grm
B. Vailin 2 gram
C. Etanol
absolute 100 mL
Larutkan terlebih
dahulu kedalam C, dan terakhir larutkan
B.
3. Obermayer
(pereaksi untuk indoksil dalam urine)
FeCl3 2 gram
HCl* (bj. 1,19) 500 mL
Keterangan : *kira-kira HCl 40%
(b/b)
4. Asam
Tanat
(pereaksi untuk albumin, alkaloida,
dan gelatin)
Asam Tanat 25 gram
Etanol 25 mL
Campurkan kedua zat ini secara homogen, dan kemudian
campurkan dengan aquadest sampai volume 250 mL
Reagen Campuran pada Laboratorium Mikrobiologi
1. Difenilamin
(pereaksi untuk rayon)
Difeilamin 0,2 gram
H2SO4 pekat 100 mL
Larutkan zat kedalam dalam dambil diaduk perlahan
dega menggunakan batang pengaduk gelas.
2. Formaldehid
(pemeriksaan indirect tinja (pengendapan)
metode formalin eter)
Feomaldehid 40%(formalin) 25 mL
Aquadest 75 mL
3. Difenilamin
(pereaksi untuk DNA)
A. Difenilamin 4 gram
B. Adam
adetat glasial 250 mL
H2SO4
pekat 11 mL
Tuang perlahan H2SO4
pekat ke dalam gelas kimia 400 mL yang berisi 250 mL A dan adetat
glasial; kemudian masukkan A; aduk perlahan sampai melarut meggunakan batang
pengaduk gelas.
Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon
yang artinya unsur dan metron yang berarti mengukur. Seorang ahli
Kimia Perancis, Jeremias Benjamin Richter (1762-1807) adalah orang yang
pertama kali meletakkan prinsip-prinsip dasar stoikiometri. Menurutnya
stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif atau
pengukuran perbandingan antar unsur kimia yang satu dengan yang lain.
Salah satu aspek penting dari reaksi
kimia adalah hubungan kuantitatif
antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun
sebagai hasil reaksi. Stoikiometri (stoi-kee-ah-met-tree) merupakan
bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif antara zat-zat
yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil
reaksi. Stoikiometri juga menyangkut perbandingan atom
antar unsur-unsur dalam suatu rumus kimia, misalnya perbandingan atom H dan
atom O dalam molekul H2O
Hubungan Stoikiometri dalam Reaksi Kimia
Dalam suatu reaksi tidak semua reaktan habis.
Terkadang dijumpai salah satu reaktan habis bereaksi duluan sehingga
membatasi berlanjutnya reaksi, pereaksi ini disebut pereaksi pembatas. Dari
adanya pereaksi pembatas maka terdapat reaksi yang belum bereaksi karena
pereaksi yang lain sudah habis duluan, pereaksi yang bersisa ini disebut
pereaksi sisa.
Daftar
Pustaka
Mulyono. 2008. Membuat
Reagen Kimia di Laboratorium.Jakarta :Bumi Aksara
0 komentar:
Posting Komentar